Budidaya
Ikan Mas
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan
memanjang
pipih kesamping dan lunak.
Saat ini ikan mas mempunyai
banyak ras. Perbedaan sifat dan ciri
dari ras disebabkan oleh adanya
interaksi antara genotipe dan lingkungan
kolam, musim dan cara
pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik,
bentuk tubuh dan warnanya.
Ikan mas banyak di gemari karena sebagai
sumber penyediaan protein hewani yang kandungan gizinya sangat besar.
Persiapan Kolam
Tanah yang baik untuk kolam
pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos. Jenis tanah
tersebut dapat menahan massa air yang besar
dan tidak bocor sehingga dapat
dibuat pematang/dinding kolam.
- Kemiringan tanah yang baik
untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam
secara gravitasi.
-Ikan mas dapat tumbuh normal,
jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian antara 150-1000 m dpl.
-Kualitas air untuk pemeliharaan
ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan
kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
-Ikan mas dapat berkembang pesat
di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air
deras. Kolam dengan sistem
pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan
fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air
tenang 8-15 liter/detik/ha,
sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras
debitnya 100 liter/menit/m3.
Lokasi kolam dicari yang dekat
dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam
dibangun di lahan yang landai
dengan kemiringan 2–5% sehingga
memudahkan pengairan kolam secara
gravitasi.
Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah
induk dan intensitas pengelolaannya.
Sebagai contoh untuk 100 kg induk
memerlukan kolam seluas 500 meter
persegi bila hanya mengandalkan
pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk
100 kg induk memerlukan luas 150-200
meter persegi saja. Bentuk kolam
sebaiknya persegi panjang dengan
dinding bisa ditembok atau kolam
tanah dengan dilapisi anyaman bambu
bagian dalamnya. Pintu pemasukan
air bisa dengan paralon dan dipasang
sarinya, sedangkan untuk
pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
Kolam
Pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa
kolam tanah atau bak tembok.
Ukuran/luas kolam pemijahan
tergantung jumlah induk yang dipijahkan
dengan bentuk kolam empat persegi
panjang. Sebagai patokan bahwa
untuk 1 ekor induk dengan berat 3
kg memerlukan luas kolam sekitar 18
m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban.
Dasar kolam dibuat miring kearah
pembuangan, untuk menjamin agar
dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu
pemasukan bisa dengan pralon dan
pengeluarannya bisa juga memakai
pralon (kalau ukuran kolam kecil)
atau pintu monik. Bentuk kolam
penetasan pada dasarnya sama
dengan kolam pemijahan dan seringkali
juga untuk penetasan menggunakan
kolam pemijahan. Pada kolam
penetasan diusahakan agar air
yang masuk dapat menyebar ke daerah
yang ada telurnya.
Kolam
pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik
adalah segi empat. Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada
beberapa kolam yaitu pendederan pertama
dengan luas 25-500 m2 dan pendederan
lanjutan 500-1000 m2
per
petak.
Pemasukan air bisa dengan pralon
dan pengeluaran/ pembuangan
dengan pintu berbentuk monik.
Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran
dasar) dan di dekat pintu
pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir
adalah tempat berkumpulnya benih
saat panen dan kubangan untuk
memudahkan penangkapan benih.
dasar kolam dibuat miring ke arah
pembuangan.
Cara Pembibitan
Usaha pembenihan ikan mas dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu
secara tradisional, semi intensif
dan secara intensif. Dengan semakin
meningkatnya teknologi budidaya
ikan, khususnya teknologi pembenihan
maka telah dilaksanakan
penggunaan induk-induk yang berkualitas baik.
Keberhasilan usaha pembenihan
tidak lagi banyak bergantung pada kondisi
alam namun manusia telah banyak
menemukan kemajuan diantaranya
pemijahan dengan hipofisisasi,
peningkatan derajat pembuahan telur dengan
teknik pembunuhan buatan,
penetasan telur secara terkontrol, pengendalian
kuantitas dan kualitas air,
teknik kultur makanan alami dan pemurnian
kualitas induk ikan. Untuk
peningkatan produksi benih perlu dilakukan
penyeleksian terhadap induk ikan
mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan
induk betina unggul yang sudah matang
untuk dipijah adalah sebagai
berikut:
Ikan mas betina: umur antara 1-2
tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor;
Ikan masJantan:umur minimum 7-8
bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
Bentuk tubuh secar akeseluruhan
mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor
mulus, sehat, sirip tidak cacat.
insang normal tidak tebal dan bila dibuka tidak
terdapat bercak putih;
panjang kepala minimal 1/3 dari
panjang badan; lensa mata tampak
jernih.Sisik tersusun rapih,
cerah tidak kusam.Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang pangkal ekor
harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk
membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
IndukBetina
- Badan bagian perut besar,
buncit dan lembek.
- Gerakan lambat, pada malam hari
biasanya loncat-loncat.
- Jika perut distriping
mengeluarkan cairan berwarna kuning.
Induk Jantan
- Badan tampak langsing.
- Gerakan lincah dan gesit.
- Jika perut distriping
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Sistim
Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim
pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:
a. Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan
pemijahan secara tradisional, yaitu:
luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi,
dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari,induk
dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menempelkan telur;setelah
proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
Pembesaran
Untuk pembesaran ikan mas dapat
dilakukan,pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2,
TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100
gram/m2. Setelah itu
kolam
diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7
hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam
disemprot dengan insektisida
organophosphat seperti Sumithion 60 EC,
Basudin 60 EC dengan dosis 2-4
ppm. Tujuannya untuk memberantas
serangga dan udang-udangan yang
memangsa rotifera. Setelah 7 hari
kemudian, air ditinggikan sekitar
60 cm. Padat penebaran ikan tergantung
pemeliharaannya. Jika hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak, maka
padat penebaran adalah 100-200
ekor/m2, sedangkan bila
diberi pakan
pellet, maka penebaran adalah
300-400 ekor/m2
(benih
lepas hapa).
Penebaran dilakukan pada
pagi/sore hari .
Pemberian
Pakan
Dalam pembenihan secara intensif
biasanya diutamakan pemberian pakan
buatan. Pakan yang berkualitas
baik mengandung zat-zat makanan yang
cukup, yaitu protein yang
mengandung asam amino esensial, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral.
Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari.
Setelah larva tidak menempel pada
kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban
diangkat dan dibersihkan.
Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur
rebus untuk 100.000 ekor/hari.
Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter
air untuk 1 butir), kuning telur
diremas dalam kain kemudian diberikan pada
benih, perawatan 5-7 hari.
Masa Panen
Untuk menangkap/memanen ikan
hasil pembesaran umumnya dilakukan panen
total. Umur ikan mas yang dipanen
berkisar antara 3-4 bulan dengan berat
berkisar antara 400-600
gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam, hingga
ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak
pemanenan/petak penangkapan
dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu
pengeluaran , sehingga memudahkan
dalam penangkapan ikan.
Pemanenan dilakukan pagi hari
saat keadaan tidak panas dengan
menggunakan jaring atau scoopnet
yang halus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar