Ikan patin atau nama latinnya pengasius sp,termasuk family pengasidae, yaitu jenis ikan yang memiliki lubang mulut
kecil berpinggiran bola mata yang bebas, sirip punggung tambahan sangat kecil
dan mempunyai sungut di hidung seperti ikan lele.Saat ini sudah banyak restoran atau rumah makan
yang menyajikan menu makanan utama berupa ikan patin bakar/goreng. Untuk
memenuhi kebutuhan pasokan ikan tersebut tidak dapat hanya dipenuhi dari hasil
tangkapan diperairan umum, sehingga perlu adanya pembudidayaan secara lebih
intensif.
Di tinjau dari aspek pembudidayaan,
teknologi budidaya ikan patin relatif telah dikuasai. Ketersediaan benih yang
semula dianggap sebagai kendal, namun sekarang telah banyak pembenih baik
perorangan maupun perusahaan yang berhasil memproduksi benih ikan patin.
Beberapa keunggulan
komparatif budidaya ikan patin adalah bahwa ikan patin ukuran individunya cukup
besar, pemakan segalanya dan dapat bertoleransi terhadap kondisi perairan yang
kurang menguntungkan karena kondosi oksigen (02) terlarut relatif lebih rendah
serta dapat beroleransi PH air lingkungan yang ber pH 3-4. Demikian juga ikan
patin mau mengkonsumsi makanan buatan atau pakan yang beredar di pasaran
sebagai makanannya.
Persiapan Kolam
Ada dua macam jenis kolam yang dapat
digunakan untuk budidaya ikan patin yaitu kolam tanah dan kolam permanen . Ukuran kolam yang diperlukan untuk
pembesaran ikan patin tergantung dari luas lahan yang tersedia. Demikian juga
konstruksi kolam dapat terbuat dari tanah maupun dari konstruksi beton
tergantung pemodalan yang ada. Namun pada tanah yang porous sebaiknya di buat
kolam dengan konstruksi tembok.
Berdasarkan pengalaman para pebudidaya, bentuk
ideal untuk kolam pemeliharaan ikan patin berupa kolam tanah adalah empat
persegi panjang dengan ukuran luas lebih besar dari 50 M2. Kedalaman kolam
berkisar antara 0,5 - 1,5 m. Kemiringan dasar kolam dari permukaan kepembuangan
0,5%, tinngi pematang 1-1,5 M.
Pada bagian tengah dasar
kolam dibuat parit/kemalir yang memanjang dari arah pemasukan air kearah
pengeluaran air. Ukuran parit memiliki lebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15
cm.
Sebagaimana pada pemeliharaan
ikan nila dan emas, maka kolam pemeliharaan ikan patin juga memerlukan pintu
pemasukan dan pengeluaran air yang bentuk dan spesifikasinya kurang lebih sama.
Untuk kolam yang sederhana pintu pemasukan dan pengeluaran air bahan nya
terbuat dari bambu atau paralon. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air
dipasangi saringan yang terbuat dari kawat atau anyaman bambu untuk mencegah
agar ikan tidak lolos.
Untuk kolam yang lebih
intensif, sebaiknya pintu pengeluaran air dibuat dengan sistem siphon atau
monik dengan maksud agar air yang keluar dari kolam adalah air yang berasal
dari bagian dasar kolam, yakni air yang mengandung sisa pakan, kotoran ikan dan
air kotor. Ikan patin biasanya memijah pada musim penghujan yang biasanya jatuh
pada bulan november s/d maret.
Pada persiapan kolam dilakukan
antara lain ;
- Pengolahan tanah dasar kolam meliputi pencankulan/pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Pematan kolam diperbaiki, menutupi bagian-bagian kolam yang bocor.
- Memperbaiki parit/kemalir dan kubangan untuk tempat persiapan pemanenan.
- Penaburan kapur pertanian dengan dosis antara 20-200 gram/meter persegi (tergantung keadaan kolam). Untuk kolam yang pH-nya rendah pemakaian kapur akan lebih banyak, juga sebaliknya. Tanah yang pH-nya sudah cukup baik pemberian kapur sekedar untuk membasmi hamadan penyakit yang mungkin ada di kolam.
- Pemasangan saringan pada pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air untuk mencegah agar ikan tidak lolos/keluar.
- Pengisian air dengan ketinggian 1-1,5 meter biarkan selama 1 (satu) minggu.
- Satu minggu setelah pengisian air, kemudian dilakukan pemupukan dengan TSP sebanyak 22 gram/meter persegi.
- Satu minggu kemudian dilakukan penebaran benih.
Sarana
Jenis-jenis sarana budidaya
yang diperlukan pada pembudidayaan ikan patin adalah :
a.
|
kapur
|
kapur diperlukan untuk
memberantas hama dan penyakit yang adapada kolan.Kapur dapatjuga menaikkan pH
air kolam. Banyak nya kapur yang di berikan pada kolam tergantung pada
keadaan kolam, biasanya berkisar antara 20-100 gram/m2.
|
|
b.
|
Pupuk
|
pupuk di perlukan untuk
mempercepat pertambahan makan alami di dalam kolam.Pupuk yang di
perlukan/dipergunanakan adalah pupuk TSP sebanyak 22-25 gram/m2
|
|
c.
|
Benih
|
pada pembesaran ikan patin,
padat penebaran benih ikan patin dapat bervariasi berkisar antara 8-15 ekor
permeter persegi dengan ukuran 3-6 inci per ekor atau 40-50 gram per ekor.
|
|
d.
|
Pakan
|
makanan tambahan yang di
berikan dapat berupa pellet (buatan pabrik) dengan kandungan protein berkisar
20-30 persen, atau pakan buatan sendiri bahan bakunya dari dedak 25 %, menir
50 %, tepung ikan 25 % (1:2:1).
|
Jumlah makanan tambahan
di berikan 2-3 persen dari berat total ikan per hari. Frekuensi pemberian
makanan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari.
Penebaran Benih
Benih yang di besarkan di
kolam sebaiknya berukuran seragam 40-50 gram/ekor dengn padat penebaran
8-15 ekor/m2.
Pemberian
Pakan
Pakan yang diberikan selama
masa pemeliharaan adalah 2-3% dari berat total ikan perhari. Frekuensi
pemberian pakan 2 (dua) kali sehari dengan waktu pemberian pagi dan sore hari.
. Pencegahan Hama dan Penyakit
Untuk pencegahan hama dan
penyakit sebaiknya benih ikan patin jambal yang akan ditebar dicucihamakan
terlebih dulu dengan KMn04 atau PK ( Kalium Permanganat) dengan dosis 35
gram/m3 selama 24 jam atau dengan formalin dosis 25ppm selama 5-10 menit.
Masa Panen
Masa pemeliharaan ikan patin
dapat berfariasi tergantung dari ukuran awal benih yang ditebar dan berat ikan
yang diinginkan serta permintaan pasar.
Pengalaman pembudidayaan ikan
menunjukkan untuk mencapai ukuran berat 1 (satu) kg/ekor dengan berat awal
tebar 50 gram/ekor memerlukan waktu selama 7-12 bulan.
Pemanenan dapat dilakukan
dengan 2 (dua) cara, yaitu pemanenan secara bertahap dan total. Pada pemanenan
bertahap dilakukan dengan cara menyurutkan air sedikit demi sedikit lalu
memilih ikan-ikan yang siap untuk dipanen dan dapat di gunakan dengan jala.
Setelah selesai pemanenan lalu air di isikan kembali seperti semula. Sedangkan
pada pemanenan total dilakukan dengan cara pengeringan kolam sehingga ikan
mengumpul pada parit dan kubangan dengan demikian dengan mudah ditangkap
menggunakan serok atau jaring.
Projotaman.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar