Budidaya ayam kampung memiliki nilai tersendiri di tengah gencarnya
ternak ayam pedaging (ayam ras). Ayam kampung disukai orang karena dagingnya
yang kenyal dan tidak lembek serta tidak berlemak sebagaimana ayam ras.
Berbagai masakan Indonesia banyak yang tetap menggunakan ayam kampung karena
dagingnya tahan pengolahan.
Sekilas Tentang Ayam Kampung
Ayam kampung adalah sebutan di Indonesia bagi ayam peliharaan yang tidak
ditangani dengan cara budidaya massal komersial serta tidak berasal-usul dari
galur atau ras yang dihasilkan untuk kepentingan komersial tersebut.Ayam
kampung tidak memiliki istilah ayam kampung petelur ataupun pedaging. Hal ini
disebabkan ayam kampung bertelur sebagaimana halnya bangsa unggas dan mempunyai
daging selayaknya hewan pada umumnya.Nama ilmiah untuk ayam kampung adalah
Gallus domesticus. Aktifitas penternakan ayam kampung telah ada sejak jaman
dahulu.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung,
maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
Pemilihan Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha
peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan
membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan
menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian
ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami
tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam
kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat
DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat
berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna,
bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Pakan Ayam
Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung,
pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun
BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum
adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein
kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Berikut perhitunganJumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah
:
7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada
tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
Kandang Ayam
Syarat kandang yang baik : tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk
dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan
terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung
ke dalam kandang.
Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan
tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang
tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau
kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC
ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan
bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang
dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur
setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian
puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau
asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter
(umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter
biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga
kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar
antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti
model pemeliharaan ayam broiler.
Pemeliharaan Ayam
Pemeliharaan mempunyai peranan penting dalam keberhasilan suatu usaha
peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas
belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan
yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa
dilakukan dengan 3 cara yaitu :
Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol
pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan
kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan ternak ayam kampung secara intensif lebih disarankan
dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak
lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat
menguraikannya di sini.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak, melakukan
vaksinasi secara teratur
Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
Manajemen pemeliharaan yang baik
Kontrol terhadap binatang lain,sperti tikus,ular dan binatang pengganggu
lainnya.
Macam-macam penyakit pada ayam antara lain:
1. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar,
kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam
yang terkena ND maka harus dibakar.
2. Gumboro (gumboro disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri,
sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
3. Penyakit cacing ayam (worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang
baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang
dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid,
sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
4. Berak kapur (Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk,
kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi
yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
5. Berak darah (Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer
yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam
bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang
baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai
takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
Masa Panen dan Pemasaran
Pada umumnya pemasaran ayam kampung sangat mudah karena disamping jumlah
permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi apa lagi saat
hari-hari besar sudah pasti harga ayam sangat tinggi, sedang produksi masih
terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong.Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai
hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar